Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Skandal Terlarang Nyonya dan Ajudan Mencuat, Susi Bongkar Fakta Suara Desahan dari Kamar Putri Candrawathi

Skandal Terlarang Nyonya dan Ajudan Mencuat, Susi Bongkar Fakta Suara Desahan dari Kamar Putri Candrawathi

Terungkap Om Kuat Hampir Mati di Tangan Brigadir J, Peran Bharatu Prayogi dan Bripka RR Selamatkan Kuat Ma'ruf
Terungkap Om Kuat Hampir Mati di Tangan Brigadir J, Peran Bharatu Prayogi dan Bripka RR Selamatkan Kuat Ma'ruf

Asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo yakni Susi sepertinya akan jadi saksi kunci dalam kasus kematian Brigadir J.


Pasalnya, Susi adalah satu dari sekian saksi yang melihat apa yang terjadi kepada istri Ferdy Sambo yakni Putri Candrawathi di Magelang.


Bahkan menurut Bripka RR saat dirinya kembali dari sekolah anak Ferdy Sambo, dia mendapati Susi sedang menangis di tangga.


Dilansir dari YouTube Uncle Wira, tangisan Susi ternyata berkaitan dengan apa yang dilihatnya di lantai dua tepatnya di kamar Putri Candrawathi.


Susi ternyata melihat jika ada seseorang yang masuk ke kamar Putri Candrawathi.


Bahkan, sosok tersebut keluar dengan baju acak-acakan.


Sosok yang dimaksud Susi adalah Brigadir J yang tak lain adalah ajudan Ferdy Sambo.


Hal yang sama juga diutarakan oleh Kuat Ma'ruf alias Om Kuat.


Ia juga melihat Brigadir J tampak naik dan turun dari arah kamar Putri Candrawathi.


Om Kuat juga melihat Brigadir J keluar dari kamar Putri Candrawathi dengan kemeja acak-acakan.


Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu Perjalanan Bharada E hingga Jadi Ajudan Ferdy Sambo, Tak Lolos TNI AL dan Polisi 4 Kali


Setelah keluar dari kamar Putri Candrawathi, Brigadir J kemudian pergi ke lantai satu.


Om Kuat lalu mengambil pisau dapur dan menghadang Brigadir J yang coba kembali naik ke lantai dua kamar Putri Candrawathi.


Tapi sepertinya Brigadir J tidak melakukan pelecehan seksual.


Namun diduga ada skandal terlarang antara Putri Candrawathi dan Brigadir J sang ajudannya.


Trik Pelecehan Seksual


Salah satu dari lima tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J yakni Putri Candrawathi masih bersikeras jika dirinya dilecehkan oleh ajudan suaminya Ferdy Sambo di Magelang.


Sampai hari ini Putri Candrawathi masih tetap pada keterangannya yakni dirinya dilecehkan saat berada di Magelang.


Meski banyak pihak seakan merasa ganjil dengan keterangan dari Putri Candrawathi tersebut.


Salah satunya adalah mantan Hakim Agung tahun 2011-2018 yakni Gayus Lumbuun.


Ia menilai jika dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh Putri Candrawathi bisa meringankan hukuman yang akan diterima oleh suaminya, Irjen Ferdy Sambo.


Pasalnya, berdasarkan hasil rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo diketahui merencanakan pembunuhan setelah mendapat cerita pelecehan seksual yang terjadi di Magelang.


Gayus mengatakan jika skenario itu benar ada.


Bahkan kemungkinan penilaian hakim melihat Ferdy Sambo melakukan pembunuhan dengan spontanitas dan bukan direncanakan.


Dengan pertimbangan spontan itu, Ferdy Sambo bisa jadi terlepas dari jerat Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan berencana.


"Hakim akan berpikir kalau itu tidak terencana, itu spontanitas, (Pasal 340) coret, (Pasal) 338 itu ya memang pengganti dari 340 kalau itu menurut konsep pembunuhan," ujarnya dilansir dari YouTube Beda Enggak.


Menurut dia, pasal pengganti tersebut bisa jadi menghilangkan hukuman berat untuk Ferdy Sambo.


"Pasal 338 pembunuhan dan itu ancamannya ringan sekali, tidak terlalu beratlah, maksimal 15 tahun," ucap Gayus.


Untuk itu, ia meminta agar masyarakat terus mengawasi kasus Ferdy Sambo ini agar pasal 340 yaitu pembunuhan berencana tetap akan sampai dipersidangan.


"Makanya ini perlu dikawal oleh semua pihak," tegas dia.


Peristiwa Magelang


Hubungan antara Putri Candrawathi dan Brigadir J saat di Magelang semakin mencuat setalah Komnas HAM mengungkapkan dalam salah satu rekomendasi yang mengatakan bahwa ada dugaan terjadi pelecehan seksual di Magelang.


Erman memaparkan bahwa kliennya Bripka RR (Ricky Rizal) menjelaskan peristiwa saat di rumah Ferdy Sambo di Magelang.


Dalam pengakuannya Bripka RR menjelaskan saat Putri Candrawathi dan Brigadir J dalam kamar di Magelang.


Kedatangan Brigadir J ke dalam kamar Putri Candrawathi karena sore itu dia di tanyai oleh istri Ferdy Sambo.


“Sebelumnya Bripka RR keluar dengan Bharada E untuk mengantarkan makanan ke sekolah anak Ferdy Sambo di Magelang,” jelas Erman.


Saat mengantar itu, Putri Candrawathi menghubungi dan meminta Bripka RR untuk segera pulang.


Setibanya di rumah, Bripka RR segera menuju lantai atas untuk menemui Putri Candrawathi, namun sempat bertemu dengan Kuat Maruf yang dalam kondisi marah.


Kemudian Bripka RR bertemu dengan Putri Candrawathi, di mana ibu PC menanyakan di mana Brigadir J.


“Bripka RR kemudian menemui Brigadir J dan menanyakan kenapa Om Kuat marah, namun Brigadir J menjawab bahwa dia juga tidak mengerti kenapa Kuat marah kepadanya dengan nada emosi,” terang Erman.


“Saya juga gak tau tu bang, kenapa om Kuat marah-marah,” jelas Erman.


Kerena saat itu Brigadir J di tanyakan oleh Putri Candrawathi, maka Bripka RR menyarankan agar Brigadir J segera menemui ibu PC.


“Bripka RR ikut menemani Brigadir J ke lantai atas namun tak masuk ke kamar menemui ibu Putri, dan dia menunggu di depan pintu, namun dia juga tidak mendengarkan apa yang pembicaraan dari dalam kamar,” tambah Erman.


Masih dengan Erman, setelah Brigadir J keluar kamar, Bripka RR kembali menanyakan apa tentang apa yang terjadi.


“Brigadir J menjawab tidak ada apa-apa dan kondisinya sudah lebih tenang serta tidak emosi lagi, namun Brigadir J tidak memberitahukan apa yang dibicarakan dengan Putri Candrawathi kepada Bripka RR,” tambah Erman.


Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR dikatakan mulai sadar dan bicara jujur untuk bongkar skandal pembunuhan berencana Ferdy Sambo terhadap Brigadir J ditengarai setelah didatangi istri dan keluarganya hingga dirinya menangis.


Bahkan Bripka RR sempat ingin jadi Justice Collabolator (JC) atas skandal pembunuhan berencana tersebut.


Adegan Paha dan Alat Vital


Sampai hari ini kasus pembunuhan Brigadir J masih jadi isu hangat.


Tak sedikit isu yang beredar tentang fakta yang beredar di media sosial terkait kasus kematian ajudan Ferdy Sambo ini.


Hingga saat ini sudah ada lima tersangka yang ditetapkan oleh Bareskrim Polri dalam kasus Brigadir J.


Mulai dari Ferdy Sambo, Bripka RR, Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf alias Om Kuat, dan Bharada E.


Akan tetapi dalam kasus ini, Putri Candrawathi sampai hari ini masih bersikeras bahwa Brigadir J melecehkan dirinya.


Bahkan dalam BAP Putri Candrawathi yang bocor ke publik, ia menyebutkan jika Brigadir J sempat meraba paha dan bagian vitalnya.


Tak hanya itu Putri Candrawathi juga mengaku jika dirinya dibanting oleh Brigadir J.


Sementara itu, Om Kuat menjadi sosok pelindung bagi Putri Candrawathi.


Pasalnya ia dengan penuh emosi menjadi penjaga tangga bagi Putri Candrawathi.


Om Kuat bahkan sempat mengancam akan membunuh Brigadir J dengan pisau.


Dikutip dari Vox Timor.com apa yang terjadi saat di Magelang diduga menjadi pemicu yang membuat Ferdy Sambo memutuskan untuk membunuh Brigadir J di rumah dinasnya.


Pada kejadian di Magelang terdapat lima orang yang terlibat diantaranya Brigadir J, Putri Candrawathi, Om Kuat, Bharada E dan Susi.


Komnas HAM secara terbuka menyebut mendiang Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J sempat menggendong Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah.


Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi, secara resmi menghentikan laporan dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga.


Laporan tersebut dihentikan setelah Polri melakukan gelar perkara dan tidak menemukan bukti. ***

Buruan di klik gambarnya